PENDAHULUAN
Mutiara laut selatan merupakan salah satu komoditas andalan perikanandi Indonesia. Mutiara laut selatan memiliki karakteristik khusus yaitu mutiara tidak dapat diperdagangkan tanpa melihat kualitas mutiara yang diperdagangkan. Dan juga produksi mutiara tidak dimulai dari kuantitas tetapi dimulai dari kualitas kemudian baru berapa jumlah yang akan diproduksi.
Dalam usaha budidaya mutiara laut selatan keberhasilan ditentukan dari kualitas mutiara laut selatan yang dihasilkan bukan dari berapa jumlahnya. Jadi pertanyaanya bukan berapa banyak produksi mutiara laut selatan yang dihasilkan suatu perusahaan akan tetapi berapa persentase mutiara laut selatan yang berkualitas tinggi yang dihasilkan?.
Secara garis besar dalam menilai kualitas mutiara laut selatan adalah sebagai berikut :
- Top pearl (hanadama) Mutiara yang sempurnah tanpa cacat termasuk perfecity round (happo korogashii - eight way roller : dapat berputar kedelapan penjuru angin yaitu mutiara yang bulat sempurnah.
- First class - Top pearl tapi ada sedikit cacat, misalnya ada bintik (flaw) sebesar titik bolpoin.
- Second class - Trunk pearl (dodama) adalah mutiara cacat agak lebar atau beberapa titik berdekatan.
Tiga kelompok ini umumnya mendominasi hasil panen mutiara laut selatan sekitar 60% dari jumlah total produksi. Top pearl jarang ditemukan bahkan first class juga hanya beberapa, yang dominan yaitu second class. Sisanya 40% dari total produksi mutiara laut selata adalah yang berualitas rendah disebut SKIRT PEARL (suso : Kain kimono yang dekat kaki) dan TRASH PEARL (kuzu ; mutiara rusak). Suso dan kuzu biasanya diborong oleh pedagang asing dengan harga murah kemudian diproses khusus menjadi First class atau second class.
Terjadinya perbedaan class mutiara disebabkan mutiara dihasilkan dari proses sekresi makluk hidup, mutiara diawali dari pembentukan pearl sac (kantong mutiara) setiap kerang mtiara berbeda karena struktur dan komposisi jumlah bahan organik atau anorganik. Dengan berbagai variasi ini kualitas mutiara laut selatan yang dihasilkan juga berbeda setiap kerang mutiara.
Manusia dapat mengontrol kualitas mutiara laut selata yang dihasilkan melalui bagaimana cara cara operasi yang baik dan benar serta pemeliharaan yang tepat efektif dan efisien. Manusia tidak dapat mengontrol warna, luster karena ini tergantung dari PEARL SAC. Untuk menghasilkan mutiara yang berkualitas tinggi ada beberapa faktor pendukung yang harus diperhatikan sebagai berikut :
- Kemampuan dalam penyeliksian kerang mutiara yang berkualitas akan dijadikan kerang penghsil butiran mutiara dan pengkondisian untuk persiapan operasi.
- Ketepatan pemilihan inti yang akan digunakan khususnya ukuran, warna, jenis dan mut.
- Ketepatan membuat potongan mantel yang akan digunakan, khususnya ukuran, ketebalan dan mutu.
- Kesiapan alat operasi yang digunakan khususnya ketajaman pisau, lenggkungan alat dan sterilisasi alat.
- Keahlian teknisi pemasangan inti.
- Ketepatan pasangan dan pengkondisian paska operasi.
- Kemampuan tekni pemeliharaan yang memadai sampai mutiara siap dipanen.
DASAR PENILAIAN MUTIARA
LUSTER
Kualitas mutiara ditentukan oleh beberapa faktor yaitu, ukuran, warna, bentuk dan luster. Faktor yang peling menentukan kualitas mutiara adalah Luster, mutiara bagaimanapun bentuk dan ukurannya tanpa luster maka mutiara masuk kedalam kelas rendah.
Komposisi penyusun mutiara adalah Kalsium Karbonate terdiri dari Kalsit dan Arogonite. Mutiara dominan tersusun dari aragonite antara 82%-86%, bahan ini bersifat keras dan tahan gores dan disebut Nacre. Penyusun kedua adalah membrane organic Konchiolin yaitu polisakarida dan serat protein yang kandungannya 14%, penyusun ketiga yaitu Trace Element misalnya strotium dan magnesium sebesar 2%-4%. Luster membuat penampilan mutiara menjadi istimewa.
Beberapa istilan luster adalah sebagai berikut :
Beberapa istilan luster adalah sebagai berikut :
- Sheen
- Gloss
- Briliance
- Glow
Pengukuran tinggi rendahnya kualitas luster yaitu bila pantulannya tajam dan bening maka lusternya tinggi, cara laim yaitu dengan membandingkan kekontrasan antara area gelap dan terang pada butiran mutiara, luster mutiara yang konstrasnya tinggi maka mutiaranya berkualitas tinggi.
intensitas luster mutiara tergantung dari beberapa faktor sebagai berikut :
- Permukaan, mutiara yang permukaannya tergores atau cacat mempunyai luster yang rendah.
- Ketebalan nacre, semakin tebal semakin tinggi lusternya.
- Sturuktur nacre tersusun rapi menampilkan luster yang tinggi.
- Prosentase cahaya, makin tinggi prosentase konchiolin lebih rendah lusternya.
KOMPOSISI
Struktur mutiara terbentukberlapis-lapis seperti lapisan bunga kol atau bawang, inti dilapisi perlahan-lahan satu demi satu, lapisan ini terbentuk oleh nacre dan konchiolin. Pelapisan distratifikasikan dan disekresikan oleh kerang mutiara melalui proses yang disebut BIOMINERALISASI. Ketebalan lapisan bervariasai antara 100 mikron - 1 mm, Nacre taranslucent tidak berwarna sampai putih sedangkan konchiolin opaque dan hitam, coklat atau kekuningan. Gambaran distruktur bangunan : Nacre adalah bata, konchiolin adalah adukan semen. Pada musim dingin pelapisan jadi tipis sebaliknya pada musim panas lapisan menjadi tebal serta sesuai kondisi kerang mutiara, kualitas air laut serta makan dll. Kekerasan utiara dihitung memakai skala Mohs 1-10. Batu gombong nilainya1, berlian 10, mutiara 2,5-4, oleh sebab itu mutiara dapat tergores oleh kaca atau opisau tapi tidak dengan kuku, Karena bentuknya bulat membuat lubang untuk dijadikan kalung tidak semudah yang kita bayangkan.
UKURAN
Untuk mengukur berat butiran mutiara dilakukan menggunakan grain dan carat tetapi sekarang ini lebih dikenal dengan menggunakan gram atau stuan berat jepang yaitu momme (baca mohmey). 1 grain = 50 mg, 1 carat = 4 grain = 200 mg, 1 momme = 3,75 gram = 3/4 ounce,. 1000 momme = 1 kan.
ukuran diametr menggunakan milimeter bila tidak bulat misalnya drop menggunakan panjang x lebar. BIla tidak beraturan (baroque) menggunakan panjang dan lebar. Bila juga menggunakan satua Jepang yaitu ; 1 bu = 0,119 inch,
Nama-nama kalung mutiara berdasarkan pada ukuran mutiara akoya yang sangat terkenal di dunia :
UKURAN
Untuk mengukur berat butiran mutiara dilakukan menggunakan grain dan carat tetapi sekarang ini lebih dikenal dengan menggunakan gram atau stuan berat jepang yaitu momme (baca mohmey). 1 grain = 50 mg, 1 carat = 4 grain = 200 mg, 1 momme = 3,75 gram = 3/4 ounce,. 1000 momme = 1 kan.
ukuran diametr menggunakan milimeter bila tidak bulat misalnya drop menggunakan panjang x lebar. BIla tidak beraturan (baroque) menggunakan panjang dan lebar. Bila juga menggunakan satua Jepang yaitu ; 1 bu = 0,119 inch,
Nama-nama kalung mutiara berdasarkan pada ukuran mutiara akoya yang sangat terkenal di dunia :
- Choker : Kalung dengan butiran seragam, panjang sekitar 14 inch
- Matine : Kalung 1,5 x Choker
- Opera : Kalung 2 x Choker
- Rope : Kalung 3 x Choker
- Graduated strand : Kalung dengan butirantidak seragam makin kecil ke samping, panjang 17"
WARNA
Mutiara mempunyai warna dasar, warna ini dipengaruhi secara genetik berdasarkan jenis (spesies) : Pinctada margaritifera dan galtsofhi menhasilkan mutiara hita, Pinctada maxima menghasilkan white dan gold. Pengendaliangenetik ini ditentukan oleh dua faktor sebagai berikut :
- Picmen organic dari lapisan konchioline yaitu pigmen atau bahan organik yang disebut metalloporphyrins.
- Warna dari nacre tidak berwarna atau putih, tetapi jika ada trace element misalnya Cooper dan silver memberi warna gold dan krem, metalik golden, sodium dan zink coklat dan pin, iron kuning.
- Cuaca dan kualitas air
- Kedalaman perairan,
- Sendimen dasar perairan.
- Serasi dengan warna cangkang bagian dalam.
- Warna inti dan potongan mantel (saibo).
- Panjang gelombang cahaya yang diserap oleh mutiara.
- Silver : 1. Pink, 2. White, 3. Silver, 4. Blueish
- Golden : 1. Golden, 2. Deep yellow, 3. Yellow, 4. Cream/Ivory, 5. Melon/Greenish
Bentuk butiran mutiara tergantung dari penempatan inti pada tubuh kerang. Jika diantara cangkang dan mantel adalah mutiara setengah bulat, sama dengan non special; mabe pearl; blister pearl; half pearl; chicot pearl. Jika potongan mantel disisipkan di dalam mantel disebut ; free pearl atau true pearl, bentuknya tidak beraturan sampai bulat telur. Jika menggunaka inti bulat dan potongan menghasilkan special atau round pearl. drop, oval, baroque dan lain-lain. Dari proses ini mungkin juga terjadi adanya mantel yang tidak menelimuti inti dan mantelnya menjadi mutiara disrbut keshi pearl. Sejak tahun 1995 juga ditemukan faceed black pearl yaitu pada mutiara hitam dibuat mata facet seperti pada berlian.
UKURAN
By ASBUMI